Controleur berfose bersama tokoh-tokoh pendiri kolonisasi Metro

Asisten Wedana Metro. Asisten Wedana Pekalongan. Asisten Wedana Trimurjo. Asisten Wedana Batang Hari Sekampung, dan 10 Kamitua (Lurah) di depan Kantor Weda Metro tahun 1937

Selasa, 28 Januari 2014

KERAGAMAN BUDAYA




Penduduk Kota Metro terdiri dari berbagai latar belakang suku budaya penduduk asli Lampung dan pendatang seperti Jawa, Sunda, Batak, Bali, Padang, Palembang dan sebagainya. Meskipun terdapat beragam etnis, kehidupan saling menghormati dan menghargai merupakan ciri masyarakat Kota Metro yang digali dari sifat dasar daerah “Nengah Nyapur” yaitu sifat membuka diri dalam pergaulan masyarakat umum dan ikut berpartisipasi terhadap segala sesuatu  yang sifatnya baik dalam pergaulan bermasyarakat. Latar belakang suku penduduk di Kota Metro beraneka ragam, yang sebagian besar berasal dari Jawa, Sumatera Barat, Lampung dan Tionghoa. Seni budaya juga berkembang sesuai  daerah asalnya. Keanekaragaman budaya ini menjadikan keunggulan tersendiri bagi Kota Metro untuk menarik wisatawan. Adat istiadat daerah yang berkembang di Kota Metro adalah Adat Pepadun yang dikenal dengan nama Abung Siwo Mego dan Pubian Telu Suku. Adapun upacara adat tradisional yang sering dilakukan yaitu ditandai upacara adat pernikahan/ perkawinan dengan tidak meninggalkan hukum islam yang merupakan anggapan adalah merupakan bagian dari tata cara adat itu sendiri. Guna mempromosikan obyek wisata dan budaya daerah, maka pada peringatan Hari Jadi Kota Metro setiap tanggal 9 Juni, Pemerintah Kota Metro menggelar festival Kota Metro yang digabungkan dengan Metro Expo.

Kuliner Metro

1. Keripik Pisang Lampung Aneka Rasa

Keripik Pisang Lampung dari IKM Kota Metro dengan Rasa Favorit Cokelat
Lampung telah terkenal dengan oleh-oleh  khasnya berupa keripik pisang aneka rasa, karena hanya di Lampung yang mengambil ciri khas dimana keripik pisang hadir tidak hanya dengan rasa original . 
Disini, para wisatawan bisa mencicipi berbagai varian rasa dari keripik pisang Lampung, mungkin ada belasan varian rasa, contohnya rasa stroberi, melon, susu, cokelat, durian, jagung bakar, karamel, keju, barbeque, mocca, dan masih banyak lagi.
Mengunjungi Lampung tidak lengkap bila tidak membawa buah tangan keripik pisang Lampung.  Untuk keripik pisang dari IKM Kota Metro sendiri memiliki ciri khas diantara keripik pisang lainnya dari segi bentuknya yang bulat dan berbentuk jaring.
2. Olahan Basah & Olahan Kering Ikan Lele

Olahan Kering Abon Lele dari IKM Kota Metro
Olahan kering dari ikan lele yang dihasilkan IKM Kota Metro beragam, mulai dari abon ikan lele, kerupuk tulang ikan lele, kerupuk kulit ikan lele yang dipadukan dengan sayuran-sayuran bergizi seperti wortel, bayam dan bit.

Beragam Olahan Basah Ikan Lele Dibekukan dalam Frezzer
Olahan basah ikan lele disini berupa nugget ikan lele, bakso ikan lele, otak-otak ikan lele, siomay ikan lele, ekado ikan lele, dan masih banyak lagi.
3. Produk Minuman Kesehatan Kota Metro

Salah Satu Minuman Kesehatannya yaitu Minuman Kunyit Instan

Sekilas Kota Metro

Saat ini Metro sedang meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan. Ruang publik dan hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat komunikasi warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan masuk dan keluar Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jl. Jenderal Sudirman (Ganjar Agung, dst) telah selesai dirampungkan, sedangkan Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara (dulu Jl. Unyi) kini dalam tahap penyelesaian. Sarana jalan bagi kelancaran arus lalu lintas sangat penting artinya bagi kota yang dikenal sebagai kota penting kedua di Provinsi Lampung ini.
Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa. Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih banyak dibanding jumlah penduduk resminya.
Pusat perdagangan Metro tersebar di beberapa tempat. Perdagangan barang jadi, pakaian, tekstil, elektronik, dan barang kebutuhan sekunder lainnya, bisa ditemukan di Shopping Center dan Pasar Cendrawasih. Bagi penggemar otomotif kompleks pertokoan Sumur Bandung merupakan tempat berburu onderdil otomotif dan aksesorinya. Pusat niaga juga ada ketika pagi-pagi di Ganjar Agung dan 16c tempat jualan sayur-mayur dan komoditas pertanian lainnya. Di kompleks pertokoan Sumur Bandung berdiri bangunan Chandra Supermarket dan Swalayan.
Walau Metro sebuah kota kecil, tempo dulu sekitar tahun 1990-an telah bediri 3 bioskop yaitu Nuban Ria, Metropol Chandra, dan Shopping. Namun yang saat ini masih beroperasi hanya di Chandra.
Terletak 46 kilometer dari Bandar Lampung, Ibu Kota Provinsi Lampung, Metro juga dikenal sebagai Kota Pendidikan. Setiap pagi angkutan umum dari Lampung Tengah dan Lampung Timur penuh dengan pelajar yang menimba ilmu di kota ini. Demikian sebaliknya di siang hari saat pulang sekolah. Angkutan kota tersebar ke segala penjuru wilayah yang mempermudah mobilitas penduduk Metro.
Untuk mendukung Metro sebagai kota pendidikan dibangun sebuah gedung perpustakaan di jantung kota. Bangunan ini dilengkapi sumber pustaka dan air conditioning. Dibangun sejak tahun 2002 dan sekarang sudah beroperasi. Perpustakaan yang dibiayai anggaran pemerintah daerah ini merupakan langkah awal jangka panjang menyediakan jasa pendidikan bagi kabupaten sekitarnya.
Bagi yang berminat kuliah di perguruan tinggi di kota ini , terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, di antaranya Universitas Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Agus Salim, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri, Sekolah Tinggi Agama Islam Ma'arif, Sekolah Tinggi Pertanian, Akademi Pertanian, dan PGSD Unila. Kini pemerintah Kota Metro sedang mengupayakan agar Universitas Lampung membuka Fakultas Hukum di Metro (tidak lagi difungsikan dan menjadi Universitas Terbuka).
Sejarah panjang Kota Metro telah mengantarkan wilayah yang dulunya Bedeng bermetamorfosis menjadi sebuah kota yang sebenarnya. Sebuah wilayah dengan pusat konsentrasi penduduk dengan segala aspek kehidupannya mulai dari bidang pemerintahan, sosial politik, ekonomi dan budaya.
Ciri kota yang sangat menonjol adalah fisik wilayah yang telah terbangun, tersedianya fasilitas sosial dan public utilities, serta mobilitas penduduk yang tinggi.

Kerajinan Dari Kota Metro

1. Kerajinan Patung Gajah Kota Metro
 Cinderamata Khas Kota Metro, Miniatur Gajah Lampung dihias Kain Tapis
Kerajinan patung khas Lampung merupakan produk dari IKM Kota Metro, disamping patung gajah Lampung, kerajinan lainnya berupa patung Siger Lampung ( mahkota adat pengantin wanita Lampung ) , dan patung Burung Balo-Balo khas Lampung.
2. Kerajinan Enceng Gondok Kota Metro
Kerajinan Enceng Gondok Motif Siger Lampung
Ciri Khas Kerajinan Enceng Gondok dengan Motif Siger Lampung
Kerajinan enceng gondok khas Lampung memiliki ciri khas tersendiri dengan penggunaan motif siger Lampung sebagai pembeda, disamping itu material yang digunakan untuk hiasan sigernya masih dengan menggunakan enceng gondok yang telah dipipihkan. Disamping dijual dalam bentuk tas, enceng gondok tersebut dikreasikan dalam bentuk sarung bantal, tempat tisu, tempat pensil, tatakan gelas, sajadah, taplak meja, dan lain-lain.
3. Kain Sulam Tapis Lampung
Kain Sulam Tapis Lampung
IKM Kota Metro juga menghasilkan Kain Sulam Tapis Lampung
Kain Tapis merupakan kain khas masyarakat Lampung, digunakan secara turun temurun dalam acara acara adat dan acara pernikahan juga acara penyambutan tamu. Tiap-tiap motif yang ada melambangkan jenis tapis dan mencerminkan penggunanya, baik untuk kalangan atas maupun untuk remaja. Kain tapis sebelumnya ditenun, kemudian disulam benang emas dengan motif-motif alam seperti tanaman, bintang, burung naga, kapal, dan lain sebagainya. Kerumitan dalam proses pembuatannya menjadikan kain tapis berharga cukup mahal.
4. Kerajinan Sulam Usus Lampung
Kain Sulam Usus Lampung
IKM Kota Metro juga Menghasilkan Kerajinan Sulam Usus Lampung
IKM Kota Metro juga menghasilkan kerajinan sulam usus khas Lampung, sulam usus tersebut kebanyakan digunakan sebagai kebaya. Namun sulam usus juga dapat dikreasikan sebagai taplak meja yang cantik, peci, dan lain sebagainya.
5. Kerajinan Perak Kota Metro
Kerajinan Perak Kota Metro
Cantiknya Perak dengan Ciri Khas Siger Lampung
Salah satu produk unggulan Kota Metro yakni kerajinan perak dalam berbagai bentuk perhiasan seperti cincin, gelang dan kalung. Ada banyak kerajinan perak di daerah lainnya di Indonesia, dan disini Kota Metro tetap mengusung ciri khas siger Lampung sebagai ciri khas daerah Lampung.

Sejarah Kota Metro



Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah indukdesa baru yang diberi nama Trimurjo, yang diperuntukkan untuk menampung para
kolonis.
Kedatangan kolonis pertama pada hari Sabtu 4 April 1936 dan ditempat-
kan/ditampung pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan oleh pemerintah Hindia
Belanda. Letak bedeng-bedeng tersebut kalau sekarang ini adalah disamping
kantor PLN atau belakang Masjid Taqwa Metro.
 Tiga hari setelah kedatangan kolonis, tepatnya hari Selasa 7 April 1936,
para kolonis memperoleh bagian tanah pekarangan. Setelah itu mulailah para
kolonis menebang pohon-pohon besar untuk dibangun sebagai tempat tinggal, dan
lahan pertanian.
Desa Trimurjo ini berkembang dengan pesat, penduduk kolonis pun
semakin bertambah, hubungan/trnsportasi secara berangsur mulai terbuka,
kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.
Pemerintah Hindia Belanda menyiapkan daerah baru ini secara
terencana, peruntukan perumahan, perkantoran, lapangan, pasar, lahan pertania,
dan penggunaan lahan untuk keperluan lainnya telah tertata dengan baik.
Sehingga pada perkembangannya sangat mempengaruhi keserasian dan keindahan
Kota Metro hingga saat ini.
Untuk mengenang sejarah Kota Metro, berikut ini kami tampilkan
photo-photo kedatangan dan aktivitas yang dilakukan oleh kolonis saat membuka
 hutan belantara,  kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada tahun 1936
hingga 1940.

Dibawah ini beberapa Photo Metro tempo dulu :

 Rombongan kolonisasi tiba di Pelabuhan Panjang 
Kapal KPM Membawa Rombongan Kolonisasi
dari  jawa Menuju Lampung


 
Rombongan kolonisasi tiba di Jujugan (Jojog) 
Sekarang Desa Rancang Purwo




  Cacah jiwa (pendataan) oleh Asisten Wedana
 dan Kamitua


Gotong royong membuka hutan 
untuk perumahan, perladangnan dan persawahan.



Gotong royong galian tersier (1935)


 
Penempatan pasar rakyat di lokasi Masjid Agung.


Pendopo Asisten Wedana Metro.
(Rumah Dinas A.I.B )


Controleur berfose bersama tokoh-tokoh pendiri kolonisasi Metro : Asisten
 Wedana Metro. Asisten Wedana Pekalongan. Asisten Wedana Trimurjo.
Asisten Wedana Batang Hari Sekampung, dan 10 Kamitua (Lurah) di depan
 Kantor Weda Metro tahun 1937

Profil Kota Metro


Metro bermula dari dibangunnya sebuah Induk Desa Baru yang diberi nama Trimurjo. Pembukaan Induk Desa Baru tersebut dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang telah didatangkan sebelumnya dan untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan selanjutnya.

Kedatangan kolonis pertama di daerah Metro –yang ketika itu masih bernama Trimurjo- adalah pada hari Sabtu, 4 April 1936 dan untuk sementara ditempatkan pada bedeng-bedeng yang sebelumnya telah disediakan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada hari Sabtu, 4 April 1936 kepada para kolonis dibagikan tanah pekarangan yang sebelumnya memang telah diatur. Setelah kedatangan kolonis pertama ini, perkembangan daerah bukaan baru ini berkembang demikian pesat, daerah menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis-pun semakin bertambah, kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.

Pada hari Selasa, 9 Juni 1937 nama Desa Trimurjo diganti dengan nama Metro, dan karena perkembangan penduduknya yang pesat, maka Metro dijadikan tempat kedudukan Asisten Wedana dan sebagai pusat pemerintahan Onder District Metro. Sebagai Asisten Wedana (Camat) yang pertama adalah Raden Mas Sudarto. Penggantian nama Desa Trimurjo menjadi Desa Metro, karena didasarkan pada pertimbangan letak daerah kolonisasi ini berada ditengah-tengah antara Adipuro (Trimurjo) dengan Rancangpurwo (Pekalongan).

Mengenai nama Metro, seorang kolonis mengatakan berasal dari kata “Mitro” yang artinya keluarga, persaudaraan atau kumpulan kawan-kawan. Adapula yang mengatakan Metro berasal dari “Meterm” (Bahasa Belanda) yang artinya “pusat atau centrum” atau central, yang maksudnya merupakan pusat/sentral kegiatan karena memang letaknya berada ditengah-tengah.

Kolonis yang lain mengatakan Metro mempunyai artian ganda, yaitu saudara/persaudaraan dan tempat yang terletak ditengah-tengah antara Rancangpurwo (Pekalongan) dan Adipuro (Trimurjo).

Pemerintah Kolonial Belanda mempersiapkan penataan daerah kolonisasi ini dengan baik, yaitu dengan mengadakan pengaturan untuk daerah pemukiman, daerah pertanian, tempat-tempat perdagangan, jaringan jalan raya, tempat-tempat untuk pembangunan berbagai fasilitas sosial, jaringan saluran irigasi, untuk perkantoran, lapangan, taman-taman dan bahkan “rute” pembuangan air hujan. Dengan kata lain, Pemerintah Kolonial Belanda telah menggariskan “land use planning” daerah.

Seiring dengan perjalanan waktu, Kota Metro sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Kota Metro dan Ibukota Kabupaten Lampung Tengah ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif, yaitu pada stanggal 14 Agustus 1986 berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 34 Tahun 1986. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada waktu itu yaitu Letjen TNI Soeparjo Rustam pada tanggal 9 September 1987.

Keinginan untuk menjadikan Kota Metro sebagai Daerah Otonom bermula pada tahun 1968, kemudian berlanjut pada tahun 1970/1971 ketika Panitia Pemekaran Dati II Propinsi Lampung merencanakan untuk memekarkan 4 Dati II (1 Kotamadya dan 3 kabupaten) menjadi 10 Dati II (2 Kotamadya dan 8 Kabupaten). Harapan yang diinginkan itu akhirnya terpenuhi dengan diresmikannya Kotamadya Dati II Metro (sekarang dengan nomenklatur baru disebut Kota Metro) berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 pada tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri (Letjen TNI Syarwan Hamid) di Plaza Departemen Dalam Negeri Jakarta, bersama-sama dengan Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Lampung Timur.

Lambang Daerah

Pariwisata Kota Metro


Penasaran ada apa saja yang ada di kota Metro Lampung??
Daerah kecil ini ternyata menyimpan berbagai objek wisata, seperti:

·         Taman Merdeka. Area seluas 2 hektar ini merupakan objek yang sangat
        menarik untuk dikunjungi karena di dalamnya terdapat  area bermain
anak. Di samping itu, kita juga bisa jogging di area khusus yang sudah
disediakan.

·         Dam Raman. Berhubung aku hobi memancing, tanpa pikir panjang langsung
menuju ke Dam Raman setelah ke Taman Merdeka. Yup, Dam Merdeka adalah
area pemancingan lepas yang berada di Purwosari, Metro Utara.



·         Taman Palm Indah. Satu lagi taman yang ada di Kota Metro yakni Taman
Palm Indah. Taman ini tepatnya berada di Jl. Jend. Sudirman. Di sana terdapat
kolam renang, area bermain anak, serta pondok makan.