Penduduk Kota Metro
terdiri dari berbagai latar belakang suku budaya penduduk asli Lampung dan
pendatang seperti Jawa, Sunda, Batak, Bali, Padang, Palembang dan sebagainya.
Meskipun terdapat beragam etnis, kehidupan saling menghormati dan menghargai
merupakan ciri masyarakat Kota Metro yang digali dari sifat dasar daerah
“Nengah Nyapur” yaitu sifat membuka diri dalam pergaulan masyarakat umum dan
ikut berpartisipasi terhadap segala sesuatu yang sifatnya baik dalam
pergaulan bermasyarakat. Latar belakang suku penduduk di Kota Metro beraneka
ragam, yang sebagian besar berasal dari Jawa, Sumatera Barat, Lampung dan
Tionghoa. Seni budaya juga berkembang sesuai daerah asalnya.
Keanekaragaman budaya ini menjadikan keunggulan tersendiri bagi Kota Metro untuk
menarik wisatawan. Adat istiadat daerah yang berkembang di Kota Metro adalah
Adat Pepadun yang dikenal dengan nama Abung Siwo Mego dan Pubian Telu Suku.
Adapun upacara adat tradisional yang sering dilakukan yaitu ditandai upacara
adat pernikahan/ perkawinan dengan tidak meninggalkan hukum islam yang
merupakan anggapan adalah merupakan bagian dari tata cara adat itu sendiri.
Guna mempromosikan obyek wisata dan budaya daerah, maka pada peringatan Hari
Jadi Kota Metro setiap tanggal 9 Juni, Pemerintah Kota Metro menggelar festival
Kota Metro yang digabungkan dengan Metro Expo.
Controleur berfose bersama tokoh-tokoh pendiri kolonisasi Metro
Asisten Wedana Metro. Asisten Wedana Pekalongan. Asisten Wedana Trimurjo. Asisten Wedana Batang Hari Sekampung, dan 10 Kamitua (Lurah) di depan Kantor Weda Metro tahun 1937
Selasa, 28 Januari 2014
Kuliner Metro
20.57
No comments
1. Keripik Pisang Lampung Aneka Rasa
Keripik
Pisang Lampung dari IKM Kota Metro dengan Rasa Favorit Cokelat
Lampung telah terkenal dengan
oleh-oleh khasnya berupa keripik pisang aneka rasa, karena hanya di
Lampung yang mengambil ciri khas dimana keripik pisang hadir tidak hanya dengan
rasa original .
Disini, para wisatawan bisa
mencicipi berbagai varian rasa dari keripik pisang Lampung, mungkin ada belasan
varian rasa, contohnya rasa stroberi, melon, susu, cokelat, durian, jagung
bakar, karamel, keju, barbeque, mocca, dan masih banyak lagi.
Mengunjungi Lampung tidak
lengkap bila tidak membawa buah tangan keripik pisang Lampung. Untuk
keripik pisang dari IKM Kota Metro sendiri memiliki ciri khas diantara keripik
pisang lainnya dari segi bentuknya yang bulat dan berbentuk jaring.
Olahan
Kering Abon Lele dari IKM Kota Metro
Olahan kering dari ikan lele
yang dihasilkan IKM Kota Metro beragam, mulai dari abon ikan lele, kerupuk
tulang ikan lele, kerupuk kulit ikan lele yang dipadukan dengan sayuran-sayuran
bergizi seperti wortel, bayam dan bit.
Beragam
Olahan Basah Ikan Lele Dibekukan dalam Frezzer
Olahan basah ikan lele disini
berupa nugget ikan lele, bakso ikan lele, otak-otak ikan lele, siomay ikan
lele, ekado ikan lele, dan masih banyak lagi.
3.
Produk Minuman Kesehatan Kota Metro
Salah
Satu Minuman Kesehatannya yaitu Minuman Kunyit Instan
Sekilas Kota Metro
20.54
No comments
Saat ini Metro sedang
meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan. Ruang publik dan
hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat komunikasi
warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan masuk dan keluar
Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jl. Jenderal Sudirman (Ganjar
Agung, dst) telah selesai dirampungkan, sedangkan Jalan Alamsyah Ratu
Perwiranegara (dulu Jl. Unyi) kini dalam tahap penyelesaian. Sarana jalan bagi
kelancaran arus lalu lintas sangat penting artinya bagi kota yang dikenal
sebagai kota penting kedua di Provinsi Lampung ini.
Metro tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah
penduduknya. Penduduk kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah
ini, Lampung Tengah dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual
jasa. Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih banyak dibanding jumlah
penduduk resminya.
Pusat perdagangan Metro tersebar di beberapa
tempat. Perdagangan barang jadi, pakaian, tekstil, elektronik, dan barang
kebutuhan sekunder lainnya, bisa ditemukan di Shopping Center dan Pasar
Cendrawasih. Bagi penggemar otomotif kompleks pertokoan Sumur Bandung merupakan
tempat berburu onderdil otomotif dan aksesorinya. Pusat niaga juga ada ketika
pagi-pagi di Ganjar Agung dan 16c tempat jualan sayur-mayur dan komoditas
pertanian lainnya. Di kompleks pertokoan Sumur Bandung berdiri bangunan Chandra
Supermarket dan Swalayan.
Walau Metro sebuah kota kecil, tempo dulu
sekitar tahun 1990-an telah bediri 3 bioskop yaitu Nuban Ria, Metropol Chandra,
dan Shopping. Namun yang saat ini masih beroperasi hanya di Chandra.
Terletak 46 kilometer dari Bandar Lampung, Ibu
Kota Provinsi Lampung, Metro juga dikenal sebagai Kota Pendidikan. Setiap pagi
angkutan umum dari Lampung Tengah dan Lampung Timur penuh dengan pelajar yang menimba ilmu di
kota ini. Demikian sebaliknya di siang hari saat pulang sekolah. Angkutan kota
tersebar ke segala penjuru wilayah yang mempermudah mobilitas penduduk Metro.
Untuk mendukung Metro sebagai kota pendidikan
dibangun sebuah gedung perpustakaan di jantung kota. Bangunan ini dilengkapi
sumber pustaka dan air conditioning. Dibangun sejak tahun 2002 dan sekarang
sudah beroperasi. Perpustakaan yang dibiayai anggaran pemerintah daerah ini
merupakan langkah awal jangka panjang menyediakan jasa pendidikan bagi
kabupaten sekitarnya.
Bagi yang berminat kuliah di perguruan tinggi di
kota ini , terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, di
antaranya Universitas Muhammadiyah Metro, Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Agus Salim, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri, Sekolah
Tinggi Agama Islam Ma'arif, Sekolah Tinggi Pertanian, Akademi Pertanian,
dan PGSD Unila. Kini pemerintah
Kota Metro sedang mengupayakan agar Universitas Lampung membuka
Fakultas Hukum di Metro (tidak lagi difungsikan dan menjadi Universitas
Terbuka).
Sejarah panjang Kota Metro telah mengantarkan
wilayah yang dulunya Bedeng bermetamorfosis menjadi sebuah kota yang
sebenarnya. Sebuah wilayah dengan pusat konsentrasi penduduk dengan segala
aspek kehidupannya mulai dari bidang pemerintahan, sosial politik, ekonomi dan
budaya.
Ciri kota yang sangat menonjol adalah fisik
wilayah yang telah terbangun, tersedianya fasilitas sosial dan public
utilities, serta mobilitas penduduk yang tinggi.
Saat ini Metro sedang
meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan. Ruang publik dan
hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat komunikasi
warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan masuk dan keluar
Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jl. Jenderal Sudirman (Ganjar
Agung, dst) telah selesai dirampungkan, sedangkan Jalan Alamsyah Ratu
Perwiranegara (dulu Jl. Unyi) kini dalam tahap penyelesaian. Sarana jalan bagi
kelancaran arus lalu lintas sangat penting artinya bagi kota yang dikenal
sebagai kota penting kedua di Provinsi Lampung ini.
Kerajinan Dari Kota Metro
20.27
No comments
1. Kerajinan Patung Gajah Kota Metro
Cinderamata Khas Kota Metro, Miniatur Gajah Lampung dihias Kain Tapis
Kerajinan patung khas Lampung merupakan produk dari IKM Kota Metro, disamping patung gajah Lampung, kerajinan lainnya berupa patung Siger Lampung ( mahkota adat pengantin wanita Lampung ) , dan patung Burung Balo-Balo khas Lampung.
2. Kerajinan Enceng Gondok Kota Metro
Ciri Khas Kerajinan Enceng Gondok dengan Motif Siger Lampung
Kerajinan enceng gondok khas Lampung memiliki ciri khas tersendiri dengan penggunaan motif siger Lampung sebagai pembeda, disamping itu material yang digunakan untuk hiasan sigernya masih dengan menggunakan enceng gondok yang telah dipipihkan. Disamping dijual dalam bentuk tas, enceng gondok tersebut dikreasikan dalam bentuk sarung bantal, tempat tisu, tempat pensil, tatakan gelas, sajadah, taplak meja, dan lain-lain.
3. Kain Sulam Tapis Lampung
IKM Kota Metro juga menghasilkan Kain Sulam Tapis Lampung
Kain Tapis merupakan kain khas masyarakat Lampung, digunakan secara turun temurun dalam acara acara adat dan acara pernikahan juga acara penyambutan tamu. Tiap-tiap motif yang ada melambangkan jenis tapis dan mencerminkan penggunanya, baik untuk kalangan atas maupun untuk remaja. Kain tapis sebelumnya ditenun, kemudian disulam benang emas dengan motif-motif alam seperti tanaman, bintang, burung naga, kapal, dan lain sebagainya. Kerumitan dalam proses pembuatannya menjadikan kain tapis berharga cukup mahal.
4. Kerajinan Sulam Usus Lampung
IKM Kota Metro juga Menghasilkan Kerajinan Sulam Usus Lampung
IKM Kota Metro juga menghasilkan kerajinan sulam usus khas Lampung, sulam usus tersebut kebanyakan digunakan sebagai kebaya. Namun sulam usus juga dapat dikreasikan sebagai taplak meja yang cantik, peci, dan lain sebagainya.
5. Kerajinan Perak Kota Metro
Cantiknya Perak dengan Ciri Khas Siger Lampung
Salah satu produk unggulan Kota Metro yakni kerajinan perak dalam berbagai bentuk perhiasan seperti cincin, gelang dan kalung. Ada banyak kerajinan perak di daerah lainnya di Indonesia, dan disini Kota Metro tetap mengusung ciri khas siger Lampung sebagai ciri khas daerah Lampung.
Sejarah Kota Metro
Sejarah
kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah indukdesa baru yang
diberi nama Trimurjo, yang diperuntukkan untuk menampung para
kolonis.
Kedatangan
kolonis pertama pada hari Sabtu 4 April 1936 dan ditempat-
kan/ditampung pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Letak bedeng-bedeng tersebut kalau sekarang ini adalah disamping kantor PLN atau belakang Masjid Taqwa Metro.
Tiga
hari setelah kedatangan kolonis, tepatnya hari Selasa 7 April 1936,
para kolonis memperoleh bagian tanah pekarangan. Setelah itu mulailah para kolonis menebang pohon-pohon besar untuk dibangun sebagai tempat tinggal, dan lahan pertanian.
Desa
Trimurjo ini berkembang dengan pesat, penduduk kolonis pun
semakin bertambah, hubungan/trnsportasi secara berangsur mulai terbuka, kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.
Pemerintah
Hindia Belanda menyiapkan daerah baru ini secara
terencana, peruntukan perumahan, perkantoran, lapangan, pasar, lahan pertania, dan penggunaan lahan untuk keperluan lainnya telah tertata dengan baik. Sehingga pada perkembangannya sangat mempengaruhi keserasian dan keindahan Kota Metro hingga saat ini.
Untuk
mengenang sejarah Kota Metro, berikut ini kami tampilkan
photo-photo kedatangan dan aktivitas yang dilakukan oleh kolonis saat membuka hutan belantara, kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada tahun 1936 hingga 1940.
Dibawah ini beberapa Photo Metro tempo dulu :
Controleur berfose bersama tokoh-tokoh pendiri kolonisasi Metro : Asisten
Wedana Metro. Asisten Wedana Pekalongan. Asisten Wedana Trimurjo. Asisten Wedana Batang Hari Sekampung, dan 10 Kamitua (Lurah) di depan Kantor Weda Metro tahun 1937 |
||||||||||||||
Profil Kota Metro
20.03
No comments
Metro bermula dari dibangunnya sebuah Induk Desa Baru yang diberi nama Trimurjo. Pembukaan Induk Desa Baru tersebut dimaksudkan untuk menampung sebagian dari kolonis yang telah didatangkan sebelumnya dan untuk menampung kolonis-kolonis yang akan didatangkan selanjutnya.
Kedatangan kolonis pertama di daerah Metro –yang ketika itu masih bernama Trimurjo- adalah pada hari Sabtu, 4 April 1936 dan untuk sementara ditempatkan pada bedeng-bedeng yang sebelumnya telah disediakan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian pada hari Sabtu, 4 April 1936 kepada para kolonis dibagikan tanah pekarangan yang sebelumnya memang telah diatur. Setelah kedatangan kolonis pertama ini, perkembangan daerah bukaan baru ini berkembang demikian pesat, daerah menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonis-pun semakin bertambah, kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.
Pada hari Selasa, 9 Juni 1937 nama Desa Trimurjo diganti dengan nama Metro, dan karena perkembangan penduduknya yang pesat, maka Metro dijadikan tempat kedudukan Asisten Wedana dan sebagai pusat pemerintahan Onder District Metro. Sebagai Asisten Wedana (Camat) yang pertama adalah Raden Mas Sudarto. Penggantian nama Desa Trimurjo menjadi Desa Metro, karena didasarkan pada pertimbangan letak daerah kolonisasi ini berada ditengah-tengah antara Adipuro (Trimurjo) dengan Rancangpurwo (Pekalongan).
Mengenai nama Metro, seorang kolonis mengatakan berasal dari kata “Mitro” yang artinya keluarga, persaudaraan atau kumpulan kawan-kawan. Adapula yang mengatakan Metro berasal dari “Meterm” (Bahasa Belanda) yang artinya “pusat atau centrum” atau central, yang maksudnya merupakan pusat/sentral kegiatan karena memang letaknya berada ditengah-tengah.
Kolonis yang lain mengatakan Metro mempunyai artian ganda, yaitu saudara/persaudaraan dan tempat yang terletak ditengah-tengah antara Rancangpurwo (Pekalongan) dan Adipuro (Trimurjo).
Pemerintah Kolonial Belanda mempersiapkan penataan daerah kolonisasi ini dengan baik, yaitu dengan mengadakan pengaturan untuk daerah pemukiman, daerah pertanian, tempat-tempat perdagangan, jaringan jalan raya, tempat-tempat untuk pembangunan berbagai fasilitas sosial, jaringan saluran irigasi, untuk perkantoran, lapangan, taman-taman dan bahkan “rute” pembuangan air hujan. Dengan kata lain, Pemerintah Kolonial Belanda telah menggariskan “land use planning” daerah.
Seiring dengan perjalanan waktu, Kota Metro sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Kota Metro dan Ibukota Kabupaten Lampung Tengah ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif, yaitu pada stanggal 14 Agustus 1986 berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 34 Tahun 1986. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada waktu itu yaitu Letjen TNI Soeparjo Rustam pada tanggal 9 September 1987.
Keinginan untuk menjadikan Kota Metro sebagai Daerah Otonom bermula pada tahun 1968, kemudian berlanjut pada tahun 1970/1971 ketika Panitia Pemekaran Dati II Propinsi Lampung merencanakan untuk memekarkan 4 Dati II (1 Kotamadya dan 3 kabupaten) menjadi 10 Dati II (2 Kotamadya dan 8 Kabupaten). Harapan yang diinginkan itu akhirnya terpenuhi dengan diresmikannya Kotamadya Dati II Metro (sekarang dengan nomenklatur baru disebut Kota Metro) berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 pada tanggal 27 April 1999 oleh Menteri Dalam Negeri (Letjen TNI Syarwan Hamid) di Plaza Departemen Dalam Negeri Jakarta, bersama-sama dengan Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Lampung Timur.
Lambang Daerah
Pariwisata Kota Metro
Penasaran
ada apa saja yang ada di kota Metro Lampung??
Daerah kecil ini ternyata menyimpan berbagai objek wisata,
seperti:
· Taman Merdeka. Area seluas 2 hektar ini
merupakan objek yang sangat
menarik untuk dikunjungi karena di
dalamnya terdapat area bermain
anak. Di samping itu, kita juga bisa jogging di area khusus yang sudah
disediakan.
anak. Di samping itu, kita juga bisa jogging di area khusus yang sudah
disediakan.
· Dam Raman.
Berhubung aku hobi memancing, tanpa pikir panjang langsung
menuju ke Dam Raman setelah ke Taman Merdeka. Yup, Dam Merdeka adalah
area pemancingan lepas yang berada di Purwosari, Metro Utara.
menuju ke Dam Raman setelah ke Taman Merdeka. Yup, Dam Merdeka adalah
area pemancingan lepas yang berada di Purwosari, Metro Utara.
· Taman Palm
Indah. Satu lagi taman yang ada di Kota
Metro yakni Taman
Palm Indah. Taman ini tepatnya berada di Jl. Jend. Sudirman. Di sana terdapat
kolam renang, area bermain anak, serta pondok makan.
Palm Indah. Taman ini tepatnya berada di Jl. Jend. Sudirman. Di sana terdapat
kolam renang, area bermain anak, serta pondok makan.
Langganan:
Postingan (Atom)